CERITA PENDEK ( SHORT STORY )

Monday, May 18, 2009

LUKPU,QW

Awan masih menggantung di angkasa dan meruah ke segala arah, suara angin bergesek kemudian pecah di udara, bunga – bunga ditaman merunduk seakan mengerti apa yang tertera diatas secarik kertas. seorang pria baru saja meninggalkan kekasihnya yang masih terdiam mematung bingung tak mengerti mengapa Ia ditinggalkan begitu saja tanpa sepatah kata. Pria itu hanya menyisakan beberapa penggal kalimat .
“ Mari kita membangun sebuah istana yang megah, atau Ayo kita menggali kuburan kita bersama-sama untuk sebuah kerja yang bernama cinta. Suatu hari nanti jika kita sudah mengerti, tak perlu lagi kita berbeda jalan, tak perlu lagi kita berdebat, tak perlu lagi kita bertanya tentang eksistensi aku ada karena kamu ada. Kamu tak perlu berpura-pura dan aku tidak perlu berbohong. Mimpi adalah mimpi, kenyatan adalah kenyataan. Seperti malam dengan siang, seperti langit dan bumi, yang selalu bersetia. Dan kita berjalan selayaknya cinta “
Pria itu melangkah gontai dan berlalu, sekali menoleh kebelakang. Sementara sang gadis masih terpaku tak percaya. entah apa yang ada didalam benaknya, semuanya sungguh masih misteri seperti tulisan yang di tinggalkannya. samar-samar terdengar nyanyian yang keluar dari bibirnya yang nampak kering.mungkin pria itu ingin melepas sebagian beban dipundaknya “ jauh jalan yang harus kutempuh, mungkin samar bahkan mungkin gelap ”.sepenggal lagu Iwan Fals.Sosok penyanyi tanah Air yang syair-syairnya selalu merasuk kedalam jiwa hingga membentuk kristal – kristal idealisme. entah sudah berapa jauh pria itu berjalan. hingga tepat diujung gang, ada sebuah warung dengan halaman yang cukup luas. pria itu berhenti.hanya ada dua orang pengunjung.yang satu berseragam pegawai negeri. dimejanya ada secangkir kopi,sebungkus rokok dan sepiring gorengan.asyik sendiri dengan tangan kanan memegang TTS dan tangan kiri memegang jidat.sedangkan orang kedua.memakai baju putih celana abu-abu. asyik mendengarkankan musik.kelihatan dari headset yang menempel di kedua kuping dan kepala yang sedikit diangguk-angukkan.pria itu sedikit menyunggingkan senyum sambil melirik arloji ditangan kanan.waktu menunjukkan pukul 11.30. inikan masih jam dinas? Lalu dua orang itu?.pria itu coba membaca situasi yang ada.” mudah-mudahan mereka menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan Negara.
“Teh botol dinginnya satu, pak!” kata pria itu sambil melangkah menuju sebuah kursi belakang warung itu. Warung yang ditempati tiga orang dengan kepentingan yang berbeda-beda. Pria itu pun duduk dan tenggelam dalam diamnya. Sebenarnya pria itu ingin kembali Pada kekasihnya namun hatinya mencegah. Mungkin akan ada waktu yang tepat untuk itu, pikirnya, tapi untuk apa lagi? Hari-hari telah pergi dan berlalu dengan rasa letih dan kesuntukan.
“Lelucon yang sungguh konyol jika harus kembali lagi. Toh, masalahnya bukan di Aku tapi dia!” kata pria itu dalam hati, namun diam-diam pikirin pria itu melayang mengingat kejadian bersama kekasihnya beberapa saat yang lalu.
“Cinta itu mestinya di bagi, Seperti Sang Maha Cinta yang memberikan setetes cinta kepada setiap hambanya. bukan di simpan apalagi di pajang seperti lukisan cowok impianmu itu!” kata pria itu diplomatis.Ia memandang lukisan gadis itu dengan agak sinis “Memang kamu cemburu sama lukisan ini? ” sergah kekasihnya sambil menatapnya dengan tajam “Apa Kamu cinta sama Aku atau lelaki dalam lukisan itu?” kata pria itu lagi. Kekasihnya diam tak menjawab, “Kenapa hanya diam?” “Lukisan itu adalah mimpiku, mimpiku adalah hidupku, dan hidupku akan selalu indah jika bermimpi!” ucap kekasihnya pelan. Pria itu tertawa dengan sinis lalu mengangkat bahunya,. “Eh! Dimana-mana orang pasti akan berkata: you have to wake up to get your dream!”.pria itu coba member pemahaman. “Terserah. Kalau saya, saya akan bilang: just keep dreaming!” Kata kekasihnya. “Itu artinya Kamu tidak mencintaiku! Lalu untuk apa hubungan kita selama hampir Tiga tahun ini?”.
Warung mulai ramai dengan beberapa karyawan kantor yang mampir sekedar mengisi perut dan melepas kepenatan.waktu menunjukkan pukul 12.15. lamunanpun terputus, pria itu kemudian beranjak dari tempat duduknya, merogoh sakunya, membayar harga teh botolnya dan segera berlalu. Terus melangkah gontai seiring jarum jam yang terus bergerak, berputar, hingga waktu tak terasa telah berlalu. Pria itu masih saja bingung memikirkan jalan pikiran kekasihnya yang menurutnya aneh dan tidak masuk akal itu. Pria itu merasa sudah cukup lelah untuk bisa mengimbangi hubungan tersebut. Sepanjang jalan pria itu terus saja hanyut dalam lamunannya, hanyut ke dalam sebuah dunia yang panjang, sebuah dunia di mana hanya ada pria itu dan kekasihnya, tetapi tidak! Rupanya ada juga seorang lelaki yang sedang berjalan di depannya. Ada juga angin yang berbisik-bisik pada pohon Palma, ada lampu-lampu yang mulai menyala satu per satu, lalu ada bulan yang melengkung seperti sabit sedang bercengkrama dengan awan putih, yang bersisik seperti sisik ikan. Rupanya malam telah turun di jalanan itu.sekarang dia tepat berada di belokan terakhir menuju rumahnya.
Seorang lelaki terus berjalan tepat di depannya, semua masih juga tetap berjalan, tak ada yang berhenti, dunia tak pernah berhenti berjalan, dan sayup-sayup terdengar lagu ‘long and winding road ’ dari kejauhan lelaki itu sedang bernyanyi.
***
Dua bulan sudah waktu berjalan,Ali masih terus membangun istana atau kubur seperti secarik kertas yang dia tinggalkan sebelum dia berlalu.tanpa kata putus kecuali sebuah harapan untuk saling membuktikan. lukisan itu baru saja selesai ketika dengan tergesa-gesa Ary masuk tanpa mengucapkan salam ” kamu harus cepat man ”. dengan sok gaul Ary langsung nyerocos.”ini ada apa, `masuk tanpa salam terus langsung bicara yang tidak jealassss” Ali sedikit memonyongkan bibirnya.” kemarin aku bertemu nini” katanya pacarmu mau meried.”Ari menjelaskan sambil merebahkan badannya di ranjang. ” yang benar! jangan main – main ri, dua bulan aku coba memaknai hubunganku sama Lia ” Ali sedikit menjelaskan. semoga apa yang aku dengar hanya candaannya Ary, tapi aku tidak menemukan diwajah Ary yang Nampak serius. Walau sudah tidak ada pertemuan sesudah aku meninggalkan secarik kertas tapi aku yakin kami masih saling mengharap dan saling mengoreksi diri.” Hiburnya dalam hati.” Lalu apa arti lukisan yang sudah aku buat ?” Ali sedikit emosi. “ tenang dulu kawan.mari kita berpikir dengan kepala yang dingin.ingat secarik kertas yang pernah kau tinggalkan?”. Ary coba mengingatkan.sambil duduk didepan lukisan yang siap dibingkai. Ali mengangguk sambil menatap sahabatnya.” tahu maknanya? ” Ary mempertegas. ” Tahu ”. jawab Ali yang mulai ragu.“ nah, kalau tahu maknanya berarti sudah tahu resikonya kan? ” Ary menjelaskan tanpa menoleh ke Arah Ali yang mengangguk pelan.” terus apa yang harus aku lakukan! menghancurkan lukisan itu? Jauh pergi meninggalkan kota dan hidup sebagai pesakitan?” Ali sedikit frustasi.” itulah resiko ketika harus mempertahankan idealisme yang terus kau pegang teguh. sementara dirimu belum sanggup menerima resiko “. Ary coba memberi pemahaman.” sekarang terserah! sabagai sahabat hanya dua pilihan yang aku berikan.pertama temui Lia dan pelihatkan lukisan itu serta utarakan semua perasaanmu.atau yang kedua hancurkan lukisan itu dan lupakan semua yang telah terjadi.”.
Tetesan embun pagi itu bak kristal indah di pucuk-pucuk daun. Saat mentari baru saja keluar dari peraduan. di atas motor Ali seakan terbawa suasana romantis alam. angin berhembus dengan lembut, walau kadang meruntuhkan kristal– kristal indah dari pucuk daun. Kini Ali tepat berada di depan pintu rumahnya Lia. dengan lukisan di tangan kanannya. dua kali bell di pencet. Tidak lama kemudian dari balik gorden jendela terlihat seorang gadis yang memakai jilbab biru melangkah menuju pintu. ” Aliii? ” Lia agak terkejut melihat Ali yang kini berada tepat didepannya.” Apa Kabar ”. Ali coba mencairkan suasana.walaupun dia agak terkejut juga dengan penampilan Lia sekarang, dua bulan yang lalu dia belum mengenakan jilbab. namun Lia terlihat lebih dewasa dan anggun.” Baik ”. ayo masuk .” Lia menjawab sambil mempersilahkan masuk.” kok tumben baru kesini ” Lia membuka pembicaraan dengan sangat tenang.tanpa tekanan seolah tidak pernah ada yang terjadi diantara mereka . Ali agak kikuk hingga hening sesaat.” Sebelumnya aku minta maaf karena selama dua bulan ini, tidak pernah menghubungi kamu.sebenarnya aku sedang menyelesaikan sebuah lukisan.” Ali memberikan alasan logis tapi cukup mengernyitkan dahi Lia.” Lukisan apa. itu yang disampingmu? Lia coba mereka-reka.” Ini lukisan gadis pujaanku.” Ali terasa begitu kaku dan tanpa basa-basi.” Lukisan gadis pujaanmu? sejak kapan kamu bisa melukis.” ada nada keraguan dari perkataan Lia.” boleh aku buka bungkusannya? ” Lia begitu penasaran.” boleh.silahkan ” Ali menyodorkan lukisan tersebut pada Lia.” dadanya berdebar kencang. 3 tahun Ali telah mengenal Lia,tapi hari ini terasa begitu berbeda.setelah dua bulan berpisah hanya karena sebuah ego. keringat mulai membasahi kening. Waktu mulai terasa lama berputar. kemudian Lia menegakkan kepala, butiran air mata membasahi kedua pipinya.” boleh aku simpan lukisannya? ” sambil terisak Lia berucap. Ali hanya bisa mengangguk. sebelum semuanya menjadi gelap. Ali tak sanggup menerima kenyataan bahwa sang kekasih akan menjadi milik orang lain.
***

akan hadir.
1.Nyayian lebah
2.Aku belum memutuskannya
3.Bulan Dalam Ruang
4.Kesepian Kita
5.Bercerita tentang dirinya
6.Sinri'jala
7.Mimpi biru Daun Gugur
8.Sisi Lain Diriku
9.Kupu-kupu
10.Prolog.Episode Terakhir

Artikel Terkait



1 Responses to CERITA PENDEK ( SHORT STORY )

  1. Ansgarius Says:

    cerita yang bagus... kunjungi blog saya juga di http://antrasamudra.blogspot.com.

Post a Comment

your comment